Oleh Cindy
Magnolia IX C
Mungkin ini ungkapan yang pas untuk
Pekan Kekerabatan X atau Brotherhood Week 10 di Coban Rondo, Malang, Jatim.
Yang dilangsungkan pada tanggal 19-26 Juni 2014, dan diikuti oleh seluruh
peserta dari seluruh Indonesia, serta dari Asia Pasifik. Sebanyak 2.619 peserta
berpartisipasi dalam kegiatan ini.Peserta ini datang dari tujuh Keuskupan
Agung (Jakarta, Semarang, Palembang, Ende, Kupang, Pontianak); juga dari
delapan Keuskupan (Malang, Denpasar, Tanjung Karang, Surabaya, Bandung, Bogor,
Purwokerto, Palangkaraya, Banjarmasin) dan tiga Kevikepan (Daerah Istimewa
Yogyakarta, Kedu, Surakarta). Mereka datang melalui TKK MPK (Tim Kerja
Kepramukaan Majelis Pendidikan Katolik) dan masing-masing ikut berkontribusi
dalam kegiatan tersebut.
Pekan Kekerabatan kali ini mengambil tema, “Satu dalam
Keberagaman” tujuan dari tema ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran
bahwa kita semua adalah satu walaupun berbeda-beda; baik suku, agama, dan
bangsa.
Selama 8 hari, kita dibagi
dalam beberapa kampung yaitu kampung Sinai, Nebo, Karmel, Golgota, dan Tabor. Kampung
Sinai, Nebo, dan Tabor terletak bersebrangan dengan panggung utama. Sedangkan,
Kampung Golgota dan Tabor agak ke puncak bukit, perlu tenaga ekstra untuk
kesana. Kuota tiap kampung rata-rata
peserta.
Kegiatan pertama yang
dilakukan peserta disana adalah registrasi dan membangun tenda. Setelah itu
makan siang, dan mengikuti upacara penerimaan di tiap kampung. Setelah itu
dilanjutkan dengan misa pembukaan di panggung utama yang dipimpin oleh Vikjend Keuskupan Malang RD.
J.C. Eko Atmono didampingi oleh 12 imam. Setelah misa selama 2 jam, seluruh
peserta dipersilahkan makan malam sebelum mengikuti Welcome Party. Welcome
Party ini dilaksanakan di panggung utama juga. Cuaca saat malam hari dingin dan
berkabut. Sampai-sampai kalau kita berbicara mengeluarkan asap.
Pada hari kedua kita bangun pagi-pagi untuk mengikuti misa
pagi di tiap kampung. Dan dilanjutkan upacara pembukaan di panggung utama. Pada
saat upacara ini tiap kontigen menyuguhkan defille, saat itu ada yang menarik
perhatian kakkwarnas. Yaitu defille dari Kontigen Kupang, mereka berhasil
menarik perhatian kakkwarnas untuk ikut bergabung bersama mereka. Setelah
upacara pembukaan ini selesai, para peserta dipersilahkan untuk mencicipi
makanan khas daerah yang dirangkai dalam Festival Kuliner Nusantara. Dalam
waktu 1jam makanan-makanan ini sudah ludes diburu oleh peserta PK X. Selesai
festival kuliner nusantara adalah acara bebas sampai malam menunggu pentas
budaya. Pentas budaya hari kedua dipimpin oleh kampung nebo.
Dimulai dari hari ke tiga hingga hari ke tujuh, per kampung
mempunyai kegiatan masing-masing. Sehingga, ini membuat kami (dari Purwokerto)
menjadi jarang bertemu. Kami bertemu saat selesai kegiatan sore, biasanya
setelah berbenah, kami berkunjung ke tabor. Haha Cuma buat modus doang :P . Terkadang
waktu istirahat ini juga dimanfaatkan oleh peserta untuk berkenalan, serta
badge swap atau tukar menukar souvenir, kegiatan ini menjadi daya tarik
sendiri, kami bertemu teman-teman yang baru dan berkenalan. Oh iya, setiap
malam diadakan “Panggung Hiburan” dan
setiap hari, setiap kampung secara bergilir mengkoordinir adanya panggung ini.
Panggung ini sangat meriah, dihiasi lampu sorot, layaknya konser besar di
tengah hutan. Haha. Panggung hiburan ini sangat diminati oleh peserta. Karena
setiap selesai pementasan ada dugem. Walaupun sudah dilarang oleh romo, tapi
ini tetap dilaksanakan karena untuk refreshing peserta.
Di malam terakhir ada api unggun tiap kampung, di api unggun
itu setiap kontigen membawakan pementasan yang sudah mereka siapkan, di Nebo
kontigen Purwokerto menyuguhkan dance dan yel-yel kontigen, sedangkan di Tabor
merek menyuguhkan sulap, setelah selesai acara api unggun tiap kampung, peserta
menuju lapangan utama untuk menarikan tarian Grebeg Sabrang yang ditarikan oleh seluruh peserta PK
X/2014. Diharapkan tarian ini dapat memecahkan rekor muri. Setelah acara ini
selesai, kembang api diluncurkan dan yel-yel PK X dinyanyikan. Banyak air mata
yang tumpah disana, kami saling berpelukan mengucapkan selamat tinggal.
Esok harinya sudah tiba, saatnya kami pulang, tidak terasa
kami sudah delapan hari disini. Hari itu tiap kampung menyuguhkan yel-yel
mereka dan berbaris menurut kampung bukan kontigen lagi. Sangat berat bagi kami
untuk berpisah dengan teman-teman, begitu cepat hari-hari berlalu, begitu
banyak kenangan yang kami lewati bersama. Suka duka kami lewati. Dan disaat ini
tidak ada yang meneteskan air mata, air mata kami sudah kami habiskan saat
malam perpisahan. Kami bangga mengikuti PK X. Harapan kami, kami bisa mengikuti
PK XI di Surabaya 2018 untuk penegak dan pandegak. “Scout today ,leader
tomorrow !”
Kesan dan Pesan anak-anak PK X :
Dito (Pius Gombong) : PK X membawa banyak kenangan. Menurutku
kegiatan yg paling seru saat, halang rintang, karena kotor bersama-sama dengan
teman-teman.
Noni (Borromeus Purbalingga) : Jamnas nyenengin ,cocok buat
ngisi liburan dan juga biar pramuka Indonesia semakin berkembang. Dan kalo bisa
penyelenggaraannya harus lebih lama, serta mengikut sertakan sekolah-sekolah
negeri (yang siswa/i beragama katolik) untuk gabung dalam acara ini.
Dheta (Borromeus Purbalingga) : nyenengin,ngangenin, mbuat
haru, jadi pengin ngumpul bareng lagi, dan pengin ikut PK XI. Don’t forget this
moment !!
Komentar
Posting Komentar